Khanifah, Asmi (2023) Tradisi Sima'an Al-Qur'an Dalam Rangka Tutup Suran (Desa Babadan Kec Babadan Ponorogo). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.
|
Text
SKRIPSI AZMI HANIFAH ETHESES 1.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Asmi Khanifah, 2023.Tradisi sima’an Al-Qur’an dalam Rangka Tutup Suran (Studi Living Qur’an Desa Babadan Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Ponorogo, Pembimbing, Moh. Alwy Amru Ghozali, S.TH.I., M.S.I.
Kata Kunci: Living Qur’an, Tradisi, Tutup suran
Penelitian ini membahas tentang fenomena Al-Qur’an yang hadir di tengah-tengah masyarakat, seperti yang terjadi di Desa Babadan yaitu tradisi sima’an Al-Qur’an yang diikuti oleh masyarakat Desa Babadan. Sima’an ini unik berbeda dengan sima’an pada umumnya yaitu ketika malam sima’an ada ritual pengantian kain mori maesan di makam babat Desa Babadan serta sima’an ini dilaksanakan di berbagai tempat tetapi waktunya bersamaan.
Pertanyaan penelitian ini meliputi (1) Praktik sima’an Al-Qur’an dalam rangka tutup suran (2) Makna tradisi sima’an Al-Qur’an dalam rangka tutup suran (3) Motif tradisi sima’an Al-Qur’an dalam rangka tutup suran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif diskriptif. Sedangkan analisis data mengenai makna mengunakan teori Karl Mannheim dan analisis data mengenai motif mengunakan teori Alfred Schutz.
Praktik tradisi sima’an Al-Qur’an dibagi menjadi tiga tahapan yaitu: pra kegiatan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan. Secara teknik pelaksanaan kegiatan dimulai dengan mujahadah kemudian pembukaan sima’an setelah sholat Isya di majelis utama. Tepat pukul 00.00 pengantian kain kafan di maesan babat Desa babadan, Setelah Subuh di seluruh majelis dibuka dan dimulai sima’an, sebelum berdoa khotmil bersama dilakukan ritual arakan ambeng di makam babat Desa Babadan kemudian doa khotmil bersama.
Kedua, Ada tiga makna yaitu: (1) Makna Objektif, sebagai bentuk solidaritas, untuk mempererat tali silaturrahmi, meningkatkan kualitas ibadah (2) Makna ekspresif, sebagai obat penenag jiwa, sebagai sarana mencari keberkahan, sebagai wasilah (3) Makna Dokumenter, rumah yang digunakan sima’an semakin tenang, dan keharmonisan rumah tangga semakin baik.
Ketiga, Ada dua motif yaitu: (1) Motif sebab, tradisi memiliki nilai luhur, kegiatan yang bernilai positif (2) Motif Tujuan, untuk mengakhiri rangkaian kegiatan suro, untuk memperingati haul babat Desa Babadan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Thesis Supervisor: | Moh. Alwy Amru Ghozali |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir |
Depositing User: | Mr Perpustakaan IAIN Ponorogo |
Date Deposited: | 06 Jun 2024 03:58 |
Last Modified: | 06 Jun 2024 03:58 |
URI: | http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/28091 |
Actions (login required)
View Item |