Amelina, Mila (2023) Strategi Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Siswa Kelas VII Program Tahfidz di MTs. Sulamul Huda Siwalan Mlarak Ponorogo. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.
|
Text
201190155_Mila Amelina_Pendidikan Agama Islam.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Kemampuan menghafal Al-Qur’an terdiri dari tiga kata yaitu kemampuan, menghafal dan Al-Qur’an. Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa dan sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Kemampuan menghafal Al-Qur’an dapat ditingkatkan dengan membiasakan siswa untuk selalu membaca, menulis dan memahami tentang Al-Qur’an. Untuk menentukan kemampuan yang dimiliki seseorang diperlukan ciri-ciri yang menunjukkan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, melalui wawancara dengan salah satu guru tahfidz di MTs. Sulamul Huda Siwalan Mlarak Ponorogo diperoleh informasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran di MTs. Sulamul Huda Siwalan Mlarak Ponorogo siswa menghafal Al-Qur’an tidak menggunakan metode khusus melainkan menggunakan metode yang dikuasai oleh masing-masing siswa. sedangkan guru menggunakan strategi pembelajaran Tallaqi atau menggunakan metode dengan cara mendekte kemudian siswa menirukan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui strategi pembelajaran menghafal pada program tahfidz di MTs. Sulamul Huda dan (2) Mengetahui faktor kesulitan pembelajaran menghafal pada program tahfidz di MTs. Sulamul Huda. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini dirancang dengan cara observasi dilapangan, wawancara dengan kepala sekolah, guru tahfidz dan siswa kelas VII Program Tahfidz. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan dari hasil analisis data ditemukan bahwa : (1) Siswa kelas tahfidz hafalan Al-Qur’an dengan metode yang dikuasai secara individu karena guru tidak menggunakan metode khusus dalam menghafal Al-Qur’an. Sebelum setor hafalan Al-Qur’an siswa terlebih dahulu tahsin kepada guru tahfidz guna untuk memperlancar hafalan Al-Qur’an, setelah itu siswa baru setor hafalan kepada guru tahfidz. (2) Dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran kelas tahfidz kepala sekolah ikut serta dalam merancang program pembelajaran yang akan diajarkan dikelas tahfidz. Proses pelaksanaan pembelajaran kepala sekolah selalu memantau guru dalam mengajar siswa hafalan Al-Qur’an apakah siswa itu sudah benar-benar hafal atau belum. Sedangkan dalam proses evaluasi kepala sekolah menunggu setoran nilai dari guru tahfidz secara langsung atau secara tatap muka.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Thesis Supervisor: | Anis Afifah |
Subjects: | 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Mr Perpustakaan IAIN Ponorogo |
Date Deposited: | 21 Jun 2023 06:13 |
Last Modified: | 21 Jun 2023 06:13 |
URI: | http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/24980 |
Actions (login required)
View Item |