Tinjauan Maslahah Terhadap Fenomena Pernikahan di Depan Jenazah Orang Tua di Desa Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas

Mustofa, Ahmad (2021) Tinjauan Maslahah Terhadap Fenomena Pernikahan di Depan Jenazah Orang Tua di Desa Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
AHMAD MUSTOFA 210117172 HKI.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Mustofa, Ahmad, 2021. “Tinjauan Maṣlaḥah Terhadap Fenomena Pernikahan di Depan Jenazah Orang Tua di Desa Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas”. Skripsi. Jurusan Hukum Keluarga Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Isnatin Ulfah, M. H.I.

Kata Kunci/keyword : Maṣlaḥah, Pernikahan di depan Jenazah

Pernikahan di depan jenazah orang tua di Desa Pagar Ayu terjadi apabila seorang laki-laki telah melakukan peminangan kepada seorang wanita, di mana hari dan tanggal pernikahannya sudah ditentukan. Namun, sebelum tiba waktu pelaksanaan pernikahan, terjadilah peristiwa di mana orang tua dari salah satu calon pengantin itu meninggaal dunia. Bapak Imam Kastomi selaku tokoh adat memberikan pernyataan, “sesuai kesepakatan antara tokoh masyarakat dan tokoh adat terdahulu bahwa aturan adat yang ada di Desa Pagar Ayu harus dilestarikan bagi kedua calon pengantin yang salah satu orang tua nya meninggal dunia untuk memilih opsi yaitu: 1) Mengundur waktu pernikahan hingga ganti tahun, meski waktu pernikahan sudah ditentukan oleh pihak yang bersangkutan. 2) Menyelenggarakan pernikahan sebelum jenazah orang tua yang bersangkutan dikebumikan”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana tinjauan maṣlaḥah terhadap pelaksanaan pernikahan di depan jenazah orang tua di Desa Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas; Bagaimana tinjauan maṣlaḥah terhadap alasan mengadakan pernikahan di depan jenazah orang tua di Desa Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.

Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif yaitu peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang fenomena yang terjadi di masyarakat. Adapun untuk mendapatkan data kualitatif peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data bersumber dari wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan menggunakan tiga tahapan yaitu kodifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Dari analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pernikahan di depan jenazah orang tua di Desa Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum shara’ tanpa meninggalkan syarat dan rukun pernikahan. pernikahan di depan jenazah orang tua masih dalam bingkai shar’i yang memiliki sisi maṣlaḥah berupa maṣlaḥah al-Ḥājiyyāh yaitu kemaslahatan untuk menyempurnakan maṣlaḥah ḍarūriyāh dalam memelihara kebutuhan manusia. Pelaksanaan pernikahan di depan jenazah dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian calon pengantin dan masyarakat untuk menjaga hifẓu naṣl (memelihara keturunan) dan hifẓu nafs (memelihara jiwa) pengantin, agar tidak tergelicir kedalam kemaksiatan. Menimbang pernikahan yang sudah direncanakan oleh pasaangan calon pengantin yang begitu lama namun jika harus ditunda selama satu tahun lazimnya seorang wanita yang kehilangan orang tua tak mampu menahan kesedihan, sehingga butuh perhatian kusus dari seseorang yang dipercayainya yaitu calon suaminya. Maka guna menghindari maksiat antara calon mempelai seyogyanya dengan cara menikahkan langsung pada saat itu akan memberikan sisi positif. Hal tersebut juga bisa mencegah kemafsadatan yang akan terjadi seperti kemaksiatan. Pernikahan yang dilakukan tersebut juga sebagai upaya untuk menolak segala bentuk kemudharatan. Adapun kemudharatan yang akan didapat jika tidak melaksanakan pernikahan bersamaan dengan orang meninggal calon pengantin akan mendapatkan sanksi moral dan sosial berupa cemoohan dan gunjingan dari masyarakat karna ketentuan tersebut sudah menjadi tradisi di Desa Pagar Ayu. Jika dilihat dari segi maṣlaḥah al-Ḍarūriyāh dengan mengabaikan ketentuan yang diberikan masyarakat sebenarnya tidak akan mengancam eksistensi jiwa dan keturunan, namun bisa berakibat mempersulit hidupnya dalam bersosial masyarakat karna dianggap tidak mentaati adat terdahulu. Oleh karena itu pernikahan tersebut dilaksanakan masuk dalam ranah maṣlaḥah al-Ḥājiyyāh sebagai upaya hifẓu nafs (memelihara jiwa) agar terhindar dari fitnah masyarakat. Adapun alasan mengenai pengadaan pernikahan di depan jenazah orang tua dari beberapa pendapat yang disampaikan informan yaitu adanya wasiat untuk menyegerakan pelaksanaan pernikahan. Wasiat yang terdapat dalam kasus tersebut tergolong maṣlaḥah al-Ḥājiyyāh sebab jika pernikahan tersebut tidak terlaksana tidak sampai mengancam maṣlaḥah al-Ḍarūriyāh. Maka rasa hormat anak terhadap orang tua beserta kepatuhan ini bisa dikaitkan dengan sebuah maṣlaḥah al-Ḥājiyyāh (kemaslahatan untuk menyempurnakan maṣlaḥah ḍarūriyāh) yang mana kemaslahatan di atas juga terdapat tujuan shara’ berupa birrul al-Wālidaīn. Birrul al-Wālidaīn dapat diwujudkan dengan mengikuti keinginan dan saran orang tua, menghormati dan memuliakannya dan mendoakannya. Pernikahan di depan jenazah juga memiliki esensi yaitu bentuk kekhawatiran adanya hal-hal negatif yang akan menimpa pada keluarganya nanti. Jika di pandang dari sisi akidah hal terpenting kita tidak meyakini bahwa peristiwa tersebut akan mempengaruhi kehidupannya, dalam artian hanya sebatas yang biasanya terjadi saja dan sebagai bentuk kehati-hatian.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: Isnatin Ulfah
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 18 Nov 2021 06:21
Last Modified: 18 Nov 2021 06:41
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/16456

Actions (login required)

View Item View Item