Kajian Serat Dewaruci dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Akhlak Tasawuf

Ahmad, Ghofar Rifa'i (2015) Kajian Serat Dewaruci dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Akhlak Tasawuf. Undergraduate (S1) thesis, STAIN Ponorogo.

[img] Text
15PAI04 ahmad ghofar rifai.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (752kB)

Abstract

Budaya dan kearifan lokal khusunya di Jawa sangat beragam. Selain sebagai adat istiadat juga sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan. Unsur budaya sangat banyak salah satunya adalah karya sastra.
Karya sastra Indonesia memang banyak sekali, salah satunya adalah karya sastra dari Yasadipura I yang berasal dari keraton Surakarta dengan judul Serat Dewaruci hadir ditengah masyarakat. Serat Dewaruci membawa lakon Bima mencari air kehidupan. Dimana dalam perjalanan nya itulah Bima harus melewati berbagai rintangan dan halangan untuk mencapai niat nya mendapatkan air kehidupan. Bima harus mengalahkan dua raksasa Rukmuka Dan Rukmukala bahkan Bima harus masuk ke dalam samudra yang sangat dalam yang dijaga oleh ular yang sangat besar. Dari perjalan itu seorang Bima bisa mendapatkan air kehidupan dengan berjuta khasiat. Karena dalam air kehidupan itu ada sisi yang menunjukkan sejatinya kehidupan manusia kepada tuhannya.
Dalam kontek kekinian masyarakat yang telah terbawa arus modernisasi sangat sulit untuk mengetahui sejatinya kehidupan. Mereka lebih mementingkan mengikuti hawa nafsu nya daripada mencari tuhan nya. Akhlak manusia semakin lama semakin rusak dan sangat memprihatikan. Sedangkan akhlak adalah cerminan akan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada tuhan. Imam Ghozali memberikan gambaran tentang tahapan-tahapan pendidikan akan akhlak yang baik. Yaitu dengan menahan hawa nafsu, meninggalkan keduniawian, menahan nafsu amarah, meninggalkan kemewahan dan lain sebagainya. Itu semua dimaksudnya untuk mengekang nafsu angkara manusia agar tidak semakin terjerumus lebih dalam.
Akhlak yang baik adalah syarat manusia untuk menuju tuhannya. Sama halnya dalam serat Dewaruci yaitu Bima harus bisa melawan hawa nafsunya, Bima harus bisa meninggalkan keduniawiannya untuk mencari air kehidupan. Berbagai rintangan dan halangan yang dihadapi Bima sewaktu mencari air kehidupan adalah adalah sebuah ujian yang menjadi syarat untuk mewujudkan tekad nya. Sama halnya dengan latihan akan akhlak yang baik. Berbagai godaan akan datang silih berganti. Bahkan cacian dan makian juga akan menghampiri. Itu semua adalah dari tuhan untuk melihat seberapa kuat niat dan tekad nya untuk mencari hakikat dirinya akan tuhannya. Apabila manusia itu bis melewati nya niscaya akan berhasil dalam niat nya untuk mencari hakikat tuhan sama dengan cerita Serat Dewaruci Bima akhirnya mendapatkan air kehidupan atau disebut “Tirta Perwita Sari”

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: (1) M. Widda Djuhan, S.Ag., M.Si, (2) Kadi, M.Pd.I
Subjects: ?? 2X73 ??
Divisions: ?? pro_pai ??
Depositing User: m. dhofar
Date Deposited: 29 Jun 2015 04:02
Last Modified: 22 Feb 2016 03:58
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/67

Actions (login required)

View Item View Item