Analisis Sosiologi Hukum Terhadap Penangguhan Pembagian Waris (Studi Kasus Di Desa Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo)

Lutfia, Al Fariza Fatsal (2024) Analisis Sosiologi Hukum Terhadap Penangguhan Pembagian Waris (Studi Kasus Di Desa Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
Etheses Al Fariza.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Agama Islam sudah mengatur secara jelas perihal waris, oleh negara dikodifikasikan ke dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Didalamnya diterangkan bahwa dilaksanakannya pembagian warisan yaitu setelah pewaris meninggal dunia. Namun, dalam praktiknya di Desa Tegalsari, masyarakatnya memilih untuk menangguhkan pembagian warisan. Jadi, seluruh harta warisan dibawah kepemilikan istri pewaris sepeninggal pewaris dan anak-anak mendapat bagian waris setelah istri pewaris meninggal dunia. Hal ini berbeda dengan apa yang diterangkan dalam pasal 180, 181, dan 183 KHI. Selain itu, juga bertentangan dengan asas-asas kewarisan Islam seperti asas ijbari dan asas individualis.
Berdasarkan hal tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan dan pemahaman hukum waris masyarakat Desa Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo?, 2. Bagaimana fakta terjadinya penangguhan pembagian waris di Desa Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo?.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif yang merujuk kepada pendekatan yuridis sosiologis, dengan metode pengumpulan data yakni observasi, yaitu pengamatan secara sistematis dan wawancara. Kemudian dianalisis dengan sosiologi hukum berupa teori kesadaran hukum dan teori kepatuhan hukum.
Berdasarkan analisa, penulis menyimpulkan (1) Bahwa belum banyaknya pengetahuan dan minimnya pemahaman masyarakat desa Tegalsari perihal hukum waris Islam dan KHI menjadikan mereka memilih menerapkan tradisi penangguhan pembagian waris. Apa yang mereka pahami tentang tradisi penangguhan pembagian waris jauh lebih banyak. Hal itu, dikarenakan adanya kebiasaan secara turun temurun disekelilingnya sehingga membawa pandangan bahwa itulah hukum waris yang tepat dan lebih memberikan maslahat sehingga mereka menerapkannya. (2) Praktik pembagian waris di desa Tegalsari sebagian menggunakan penangguhan dan sebagiannya lagi menjadikan istri pewaris sebagai pewaris tunggal. Dimana setelah pewaris meninggal dunia, harta warisannya ditangguhkan dibawah penguasaan istri atas kesepakatan. Anak-anaknya menerima warisan setelah istri pewaris meninggal dunia. Sulitnya untuk patuh terhadap hukum yang berlaku disebabkan, antara lain: a). Rendahnya kesadaran dan belum banyaknya pengetahuan serta minimnya pemahaman masyarakat terhadap hukum kewarisan Islam dan KHI, b). Lingkungan yang kuat menjaga tradisi, c). Adanya kekhawatiran jika langsung dibagikan istri pewaris akan kurang diperdulikan oleh anak-anaknya, d). Adanya pandangan bahwa tidak adanya sanksi di dunia.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: Ahmad Syakirin
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Mr Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 14 Jun 2024 07:22
Last Modified: 14 Jun 2024 07:22
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/28450

Actions (login required)

View Item View Item