Tinjauan Hukum Perkawinan Islam Terhadap Poligami Bersyarat (Studi Kasus Di Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo)

Nofita, Nofita (2023) Tinjauan Hukum Perkawinan Islam Terhadap Poligami Bersyarat (Studi Kasus Di Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img] Text
NOFITA_101190077_HUKUM KELUARGA ISLAM.pdf

Download (1MB)

Abstract

Poligami dalam hukum perkawinan Islam diperbolehkan apabila suami mampu berlaku adil. Realita sosial di masyarakat memperlihatkan bahwa banyak pelaksanaan poligami yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Banyak poligami yang dilakukan hanya untuk pemuas hawa nafsu suami saja. Sementara, istri pertama masih bisa melakukan kewajibannya serta tidak dalam keadaan cacat atau tidak bisa memberikan keturunan. Tak jarang poligami berawal dari sebuah perselingkuhan yang dilakukan oleh suami. Penelitian ini berangkat dari latar belakang adanya praktik poligami bersyarat di Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Syarat tersebut diberikan oleh pihak istri pertama yakni setelah anak yang dikandung istri kedua dilahirkan istri kedua harus diceraikan. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti praktik poligami bersyarat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Status perkawinan poligami bersyarat di Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun ditinjau dari hukum perkawinan Islam? (2) Bagaimana hak istri dan anak pasca perceraian dalam poligami bersyarat di Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun ditinjau dari hukum perkawinan Islam?
Adapun jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian kualitatif atau penelitian lapangan yang menggunakkan pendekatan normatif empiris. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan wawancara. Analisis yang digunakan yaitu menggunakkan metode induktif dengan teori Hukum Perkawinan Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa syarat yang diajukan oleh istri pertama yakni pernikahan harus dilakukan secara siri dan setelah istri kedua melahirkan harus dicerai. Syarat tersebut merupakan syarat yang meniadakan atau bertentangan dengan tujuan akad nikah atau bahkan menghalangi suami untuk menikmati pernikahannya maka syarat-syarat seperti ini termasuk dalam syarat yang batal akan tetapi pernikahannya tetap sah. Pemenuhan hak dan kewajiban istri dan anak akibat perceraian dalam pernikahan siri menurut Islam sama dengan hak yang harus diberikandalam pernikahan yang dicatat oleh Negara. Akan tetapi, pernikahan siri tidak memiliki kekuatan hukum sehingga sering diabaikan. Pemenuhan hak dan kewajiban dalam poligami bersyarat di Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun tidaklah terpenuhi dengan baik dan terabaikan. Penyebabnya suami tidak bisa berlaku adil terhadap istri-istrinya karena lebih cenderung ke istri pertamanya.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: Khairil Umami
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 31 May 2023 08:39
Last Modified: 31 May 2023 08:39
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/23231

Actions (login required)

View Item View Item