MAKNA KHUSYU’ DALAM SHALAT (Studi Komparatif Antara Tafsir Al-Munir Karya Nawawi al-Bantani dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka)

Prabowo, David (2022) MAKNA KHUSYU’ DALAM SHALAT (Studi Komparatif Antara Tafsir Al-Munir Karya Nawawi al-Bantani dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
Skripsi David Prabowo.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

David Prabowo.2022. Makna Khusyu dalam Shalat ( Studi Komparatif antara Tafsir Al-Munir Karya Nawawi al-Batani dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka). Skripsi. Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing: Irma Rumtianing,UH, M. S. I.

Kata Kunci: Khusyu, berzikir, sholat.

Setiap orang yang beriman kepada Allah SWT., wajib meyakini bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada Allah SWT., membaca Al-Qur`an, melaksanakan sholat, berdo`a kepada Allah SWT., dan berzikir ke pada Allah SWT., dengan menyebut nama-nama-Nya dan serta mengamalkan ketaatan yang diberikan kepada-Nya. Oleh sebab itu, segala bentuk komunikasi tersebut tidak terlepas dari makna khusyu terhadap sholat. Sehingga peneliti memunculkan pertanyaan 1) Bagaimana penafsiran Khusyu dalam Shalat dalam tafsir Tafsir Al-Munir karya Nawawi al-Bantani dan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, 2) Bagaimana metode dan karakteristik Tafsir Al-Munir karya Nawawi al-Bantani dan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, 3) Apa perbedaan dan persamaan makna khusyu dalam shalat menurut Tafsir Al-Munir karya Nawawi al-Bantani dan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka.
Penelitian ini menggunakan metode (komparatif) perbandingan dan (tahlili) analisis. Komparatif merupakan penafsiran Al-Quran dengan cara mengumpulkan sejumlah ayat-ayat Al-Quran, kemudian dikaji, diteliti, dan dibandingkan dengan beberapa pendapat mufassir mengenai ayat-ayat tersebut, baik mufassir dari generasi salaf maupun khalaf atau menggunakan tafsir bi al-rayi maupun bi al-matsur, dan tahlili metode yang berusaha untuk menerangkan arti ayat-ayat Al-Quran dari berbagai seginya, berdasarkan urutan-urutan ayat atau surah dalam mushaf, dengan menonjolkan kandungan lafadz-lafadznya, hubungan ayat-ayatnya, hubungan surah-surahnya, sebab-sebab turunnya, hadis-hadis yang berhubungan dengannya
Kedua mufassir ini menggunakan metode yang berbeda yang pertama; tahlili untuk Buya Hamka dengan corak al-adabi wal ijtimai yaitu sosial kemasyarakatan, dan yang kedua Imam Nawawi dengan metode Ijmali dengan corak Laun. Kedua mufassir ini melalui pemahamannya terhadap Al-Quran, berusaha menyoroti permasalahan-permasalahan sosial kemasyarakatan yang aktual. Permasalahan tersebut kemudian dijawab dengan mendialogkannya dengan Al-Quran, dengan berdasarkan landasan Al-Quran.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 16 Nov 2022 01:04
Last Modified: 16 Nov 2022 01:04
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/20858

Actions (login required)

View Item View Item