Konstruksi Gender Dalam Nikah-Kawin Kelompok Adat Cireundeu Kota Cimahi Jawa Barat

Sofiana, Neng Eri (2022) Konstruksi Gender Dalam Nikah-Kawin Kelompok Adat Cireundeu Kota Cimahi Jawa Barat. Masters thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
tesis Neng Eri a5.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Pada pernikahan, terdapat proses peralihan wilayah menuju qiwamah yang pada umumnya dilakukan oleh wali calon mempelai perempuan dengan calon mempelai laki-laki, yakni ketika proses ikrar pernikahan atau akad nikah. Namun terdapat proses peralihan wilayah menuju qiwamah yang berbeda, yang dipraktikkan oleh kelompok adat Cireundeu yang terdapat di Kota Cimahi Propinsi Jawa Barat. Proses tersebut melibatkan calon mempelai perempuan untuk bersuara secara langsung, ikrar pernikahan ini disebut dengan ikrar jatukrami, sedangkan pernikahan yang terjadi disebut nikah-kawin. Tulisan ini akan melihat bagaimana konstruksi gender yang terbentuk dalam nikah-kawin kelompok adat Cireundeu Kota Cimahi Jawa Barat dan bagaimana implikasinya terhadap relasi suami istri yang terjalin setelahnya. Hal ini dilihat dengan konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang secara metode tergolong penelitian lapangan dengan data yang terkumpul dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya, konstruksi gender yang terbentuk dalam nikah-kawin ialah responsif gender dengan tiga proses konstruksi sosial yang dimulai dengan eksternalisasi, yakni ketika praktik tersebut belum ditemukan, kemudian objektivasi ketika terdapat adanya gejolak, interaksi dan kesadaran tentang posisi perempuan, dan proses internalisasi ketika ikrar jatukrami tetap dipertahankan hingga kini sebab sebagai sebuah tatakrama, keterlibatan aktif perempuan dalam pernikahan dan menenkankan adanya prakarsa perempuan dalam pernikahan yang dijalaninya. Adapun relasi suami istri yang terjalin membentuk anggapan berbeda bahwa pernikahan yang kental dengan adat istiadat tidak melulu menggambarkan ketidakadilan atau bias gender, namun praktik ini menggambarkan adanya kesetaraan gender yang terlahir dalam pernikahan yang dilakukan kelompok adat Sunda yang dikenal patriarki. Sebab pola relasi yang ada ialah saling bekerjasama membangun, menjalani, dan mempertahankan rumah tangga dengan prinsip padaringan atau saling meringankan satu sama lain.

Item Type: Thesis (Masters)
Thesis Supervisor: Miftahul Huda
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 23 May 2022 01:53
Last Modified: 08 Jun 2022 01:33
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/18166

Actions (login required)

View Item View Item