Konsep Makanan Menurut Tantawi Bin Jawhari Al-Mishri Dalam Tafsirnya Al-Jawahir Fi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim

Ihsan, Wahyu (2022) Konsep Makanan Menurut Tantawi Bin Jawhari Al-Mishri Dalam Tafsirnya Al-Jawahir Fi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
301180065_Wahyu Ihsan_IAT.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan manusia agar memakan makanan yang halal dan baik (ṭayyib). Makanan halal di sini tidak hanya dari aspek fisik atau dzatnya, Tapi juga halal dari sisi hukumnya. Selain kehalalann, aspek kebaikan makanan juga tidak kalah penting. Apa arti makanan halal, tapi ternyata tidak baik dikonsumsi secara kesehatan.
Banyaknya varian makanan ditambah kehidupan masyarakat yang plural. Menyebabkan masyarakat mengabaikan aspek baik (ṭayyib) dalam makanan, Misalnya makanan luar negeri hasil fermentasi khamr atau bahan daging babi. Salah satu mufassir yang kompeten untuk mengkaji masalah ini adalah Ṭanṭawi Jawhari. membuat peneliti tertarik mengambil penafsirannya karena bercorak sains sehingga tinjauannya bukan aspek hukum fiqh tapi juga ilmu pengetahuan modern yaitu kesehatan.
Jenis penelitian ini adalah library research atau penelitian pustaka. Mengkaji secara mendalam tentang ayat-ayat perintah makanan yang halal dan ṭayyib? Bagaimana penafsiran Ṭanṭawi terhadap ayat-ayat peintah memakan makanan halal dan ṭayyib? Dan menganalisa relevansi penafsiran Ṭanṭawi pada konteks ilmu kesehatan ?
Hasil penelitian atau kesimpulan yang didapatkan bahwa (1) Ayat yang berbicara mengenai halal dan ṭayyib ada tiga belas ayat dengan perincian. Pada surah al-Baqarah ada lima ayat: Ayat 57, 61, 168, 172 dan 173. Pada surah al-Imrān ayat 93. Pada surah al-Māidah ada tiga ayat: ayat 1, 4-5 dan 8. Pada surah an-Nahl ayat 114. Surah Taha ayat 81. Surah al-Hajj ayat 30 dan pada surah al-Muminuūn ayat 51 (2) Makanan halal adalah makanan mubah diperbolehkan asalkan zatnya, mendapatkannya, memprosesnya dan penyajiannya juga halal sedangkan ṭayyib merupakan yang sehat dan tidak berlebihan (3) Menurut panafsiran ilmiah Ṭanṭawi terhadap makanan era sekarang. Tidak cukup memperhatikan aspek halal, perlu mengetahui kandungan gizi dan kebersihan lingkungan. Serta pengobatan penyakit akibat pola makan salah dengan menggunakan teori kedokteran Eropa atau Nabi SAW yang dikenal dengan tibbun al-Nabawi.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: Zahrul Fata
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 17 Feb 2022 02:46
Last Modified: 17 Feb 2022 02:46
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/18024

Actions (login required)

View Item View Item