PANDANGAN HAMKA TENTANG TABARRUJ DALAM TAFSIR AL-AZHAR

Rohmawati, Rita (2021) PANDANGAN HAMKA TENTANG TABARRUJ DALAM TAFSIR AL-AZHAR. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
RITA ROHMAWATI E-THESIS.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK
Rohmawati, Rita. 2021. Pandangan Hamka Tentang Tabarruj Dalam Tafsir Al-Azhar. Skripsi. Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing: Moh. Alwy Amru G, M.S.I

Kata Kunci : Tabarruj, Hamka

Pemaknaan terhadap kata tabarruj masih menjadi kontroversial karena disandingkan dengan isu perempuan. Secara umum setiap wanita pasti ingin berpenampilan baik dan rapi. Namun pada zaman sekarang banyak perempuan yang berhias untuk kebutuhan kepuasan batin saja. Katakanlah untuk ajang pamer kecantikannya atau bahkan memiliki tujuan untuk menarik perhatian orang lain agar dipuji. Dalam Islam, tabarruj adalah sesuatu yang dilarang. Tabarruj adalah memamerkan kecantikan, keindahan bentuk tubuh serta perhiasan diri kepada yang bukan mahramnya.
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode tematik pemikiran tokoh serta hermeneutika. Tokoh yang dimaksud adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka). Dalam penelitian ini penulis memuat empat rumusan masalah di antaranya: apa saja ayat-ayat yang membahas tabarruj dalam al-Qur’an, bagaimana metode penafsiran Hamka dalam tafsir al-Azhar, bagaimana penafsiran tabarruj menurut Hamka dalam tafsir al-Azhar dan yang terakhir bagaimana relevansi larangan tabarruj di masa sekarang.
Penelitian ini menghasilkan empat kesimpulan. Pertama terkait dengan persebaran ayat-ayat yang membahas tentang tabarruj dalam al-Qur’an, kata tabarruj dalam al-Qur’an muncul sebanyak empat bentuk. Dimana ayat yang dipakai dalam kasus ini adalah Q.S al- Ahzab(33): 33 dan Q.S. an-Nur ayat 60. Adapun ayat lain yang masih berkaitan dengan konsep tabarruj juga akan disertakan. Kedua, mengenai metode penafsiran Hamka menggunakan metode tah{lili, dari segi coraknya penafsirannya termasuk ada>bi ijtima>’i, dari segi sumbernya termasuk tafsir al-Iqtira>ni. Ketiga, menurutnya Hamka tabarruj memang dilarang dalam agama Islam, tetapi berhias yang wajar justru diperbolehkan. Mengingat dalam konteks yang sekarang hampir semua wanita berdandan dan memakai perhiasan. Berhias yang tidak wajar itulah yang dilarang seperti memakai pakaian dan perhiasan yang mencolok. Bentuk dan batasan tabarruj akan berubah seiring dengan perkembangan zaman. Kesimpulan yang terakhir berkaitan dengan relevansi penafsiran Hamka tentang tabarruj. Selain itu peneliti juga menemukan kelebihan dan kekurangan penafsiran Hamka tentang tabarruj. Terkait kelebihan dan kekurangan Hamka dalam menafsirkan tema ini kembali kepada cara pandang masing-masing. Cara pandang setiap orang pastilah berbeda-beda.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: Moh. Alwy Amru G.
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 01 Oct 2021 02:32
Last Modified: 01 Oct 2021 02:32
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/15984

Actions (login required)

View Item View Item