Marah Menurut M.Quraish Shihab Dalam Kitab Tafsir Al-Mishbah

Aqna, Nila Irnaini (2021) Marah Menurut M.Quraish Shihab Dalam Kitab Tafsir Al-Mishbah. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
210414001_SKRIPSI_NILA IRNAINI AQNA.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK
Irnaini Aqna, Nila.2021. MARAH MENURUT M.QURAISH SHIHAB DALAM KITAB TAFSIR AL-MISHBAH. Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Pembimbing Irma Rumtianing UH, M.S.I.

Kata kunci: Marah, Tafsir al-Mishbah.

Dalam percakapan sehari-hari marah adalah kekuatan setan yang disimpan oleh Allah di dalam diri manusia. marah dimaknai sebagai suatu sikap tidak senang disebabkan karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya dan sebab-sebab yang lainnya, disini penulis akan berfokus pada marah dalam kitab tafsir al-Mishbah.

Fokus yang dikaji dalam Skripsi ini yaitu: 1) Bagaimana konsep marah dalam kitab Tafsir al-Mishbah M. Quraish Shihab? 2) bagaimana kontekstualisasi penafsiran marah dalam kitab tafsir al-mishbah dikehidupan sehari-hari.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research). Sumber data diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer berkaitan dengan karya M. Quraish Shihab tentangmarah, sedangkan sumber sekunder berkaitan dengan pembahasan marah. Mengingat objek kajian ini adalah pandangan M. Quraish Shihab tentang marah yang menggunakan kerangka teori ”berfikir-deskriptif”, maka pendekatan yang digunakan meliputi pendekatan tafsir tematik/maudu’i.
Setelah melakukan penelitian, dapat diketahui bahwa Kata marah dalam Al-quran berasal dari kata غضبا-يغضب- غضب yang berarti , سخطا- يسخط – سخط yakni benci kepada seseorang sehingga ia bermaksud dan berusaha menyakitinya. Pada saat seperti inilah ia disebut “ghadib/ ghadban” (orang yang lagi marah). “Ghadab” di sini diartikan reaksi berbuat yang cenderung permusuhan. Adapun kata “ghadza” berasal dari akar kata غا ظ - يغيظ – غيظا yang bermakna membuatnya sangat marah. Jadi, “ghaidz” itu kemarahan setingkat lebih tinggi dari pada sekedar “ghadab”. Memang kata-kata tersebut mempunyai makna dasar yang berbeda kendati demikian kata tersebut mempunyai persamaan makna yaitu marah. Marah terdiri dari beberapa tingkat dan perilaku yang berbeda-beda. Marah yang terpuji sehingga di perbolehkan, marah terjadi apa bila larangan Allah itu dilanggar, marah sedang merupakan marah terhadap hal-hal sepele namun masih dalam batas kemampuan mengendalikan. Marah yang tidak diperbolehkan adalah marah yang membutakan mata, baik batin maupun lahir. Sehingga orang yang marah dalam tingkatan ini akan kehilangan akal dan tidak tahu apa yang diperbuat, akibatnya akan membahayakan diri pelaku maupun orang lain.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: Irma Rumtianing
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2299 Other Philosophy and Religious Studies > 229999 Philosophy and Religious Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 04 Jun 2021 08:34
Last Modified: 04 Jun 2021 08:34
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/15325

Actions (login required)

View Item View Item