pandangan tokoh nahdlatul ulama dan muhammadiyah terhadap praktik jual beli benda pusaka di kota ponorogo

Mukhlisin, Arga Fauzi (2021) pandangan tokoh nahdlatul ulama dan muhammadiyah terhadap praktik jual beli benda pusaka di kota ponorogo. Masters thesis, IAIN PONOROGO.

[img]
Preview
Text
210214331 - Arga Fauzi Mukhlisin - Hukum Ekonomi Syariah.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Jual beli adalah transaksi antara penjual dan pembeli dimana penjual menawarkan barang dan pembeli membeli barang yang ditawarkan. Barang yang ditawarkan pun beragam. Dari banyaknya barang tawaran tersebut ada beberapa barang yang belum tentu boleh dijual. Seperti misalnya benda pusaka. Benda pusaka adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu benda yang dianggap sakti atau keramat. Biasanya benda-benda yang dianggap keramat di sini umumnya adalah benda warisan yang secara turun-temurun diwariskan oleh nenek moyangnya atau leluhur sehingga benda pusaka ada yang boleh dijual dan ada yang tidak boleh dijual.
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah adalah organisasi masyarakat yang berbentk jam’iyyah (perkumpulan) terbesar di Indonesia. Dimana kedua ormas ini banyak memiliki pandangan terhadap segala aspek kehidupan masyarakat termasuk jual beli didalamnya. Adapun pandangan yang dikeluarkan ada yang sama dan ada pula yang berbeda dalam menyikapi praktik jual beli benda pusaka.
Dari ulasan diatas ada beberapa permasalahan yang penulis hendak kaji, yaitu : (1) Bagaimana pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap praktik jual beli barang pusaka di Kota Ponorogo? (2) Bagaimana dasar hukum pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah tentang praktik jual beli barang pusaka di Kota Ponorogo?
Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan pendapat pada sesama tokoh Nahdlatul Ulama. Dimana perbedaan ini pada dasar pendapat pada pengertian benda pusaka dan maksud dari praktik jual beli benda pusaka. Sementara pada tokoh Muhammadiyah sama-sama memperbolehkan terlaksananya praktik jual beli benda pusaka di Ponorogo. Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa praktik jual beli benda pusaka di Kota Ponorogo adalah sah dan boleh.

Item Type: Thesis (Masters)
Thesis Supervisor: Khusniati Rofiah
Subjects: 14 ECONOMICS > 1499 Other Economics > 149999 Economics not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Muamalah
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 03 Jun 2021 06:54
Last Modified: 03 Jun 2021 06:54
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/15024

Actions (login required)

View Item View Item