Perbudakan Modern: Pandangan Konsep Riqāb Sebagai Mustahiq Zakat Atas Eksploitasi Manusia di Zaman Modern

Khoiriyah, Rakhma Dewi Jami'atul (2017) Perbudakan Modern: Pandangan Konsep Riqāb Sebagai Mustahiq Zakat Atas Eksploitasi Manusia di Zaman Modern. Masters thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
RAKHMA DEWI JK - 212113002-converted.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK

Kata kunci: Riqāb, Perbudakan, Eksploitasi, Mustahiq Zakat.

Dalam prinsip Islam, manusia itu pada hakikatnya adalah merdeka. Para ulama fiqh pun mengatakan bahwa hukum asal manusia adalah bebas merdeka (الحرّ) dan bukan budak ( الرّقيق). Islam memperbaiki tatanan sosial dengan melarang sistem dan praktek perbudakan. Ajaran Islam tentang kemanusiaan (HAM) adalah egaliter, kebebasan dan keadilan. Meskipun status budak telah dihapus dan perbudakan dilarang namun fakta sosial berbicara bahwa hakikat perbudakan banyak terjadi di masyarakat modern, seperti: kerja paksa; upah tidak dibayar; perdagangan manusia; kekerasan fisik, psikis dan seksual. Kini, perbudakan dialami manusia yang dalam hukum disebut manusia merdeka bukan yang disebut budak. Pelaku perbudakan pun tidak bisa dikorelasikan dengan agama dan ras apapun. Dari realita di atas, sangatlah urgen untuk membahas kembali masalah perbudakan. Fakus dari studi ini adalah meneliti tentang rekonstruksi makna riqāb dalam merespon aktivitas-aktivitas eksploitasi sebagai fenomena perbudakan modern.
Penelitian ini adalah kajian pustaka yang merujuk pada kitab-kitab fiqh dan literatur-literatur lain yang terkait dengan perbudakan. Analisis data menggunakan pendekatan integratif-interkonektif. Dengan menggunakan teori maqashid syariah yang lebih mengutamakan hakikat sesuatu dan isinya daripada lafadz dan namanya, peneliti yakin bahwa rekonstruksi makna riqāb dapat dilakukan sehingga zakat dapat digunakan untuk meringankan dan membebaskan mereka yang mengalami eksploitasi di zaman modern ini.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa mayoritas ulama mengartikan riqāb dengan budak mukātab yang berusaha untuk memerdekakan diri, tetapi sebagian ulama berpendapat bahwa riqāb adalah semua budak (mukātab dan tidak); dan semua berhak menerima zakat. Para ulama modern berpendapat bahwa makna riqāb dapat direkonstruksi sesuai dengan kondisi masyarakat. Kini, makna riqāb mengalami perluasan, semua yang mengalami eksploitasi, baik personal maupun kolektif seperti TKI/TKW/buruh/pekerja/asisten rumah tangga yang tereksploitasi dan tersandera hak-haknya; para korban child labour, forced labour, human trafficking, dan sex slavery; orang yang dihukum atau dipenjara karena menggunakan hak dasarnya, tawanan perang, dan sejenisnya. Pada masa kini, porsi zakat riqāb dapat digunakan untuk membebaskan dan membantu meringankan beban mereka.

Item Type: Thesis (Masters)
Thesis Supervisor: Abdul Mun'im
Subjects: 14 ECONOMICS > 1401 Economic Theory > 140101 History of Economic Thought
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Ekonomi Syariah
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 29 Mar 2021 06:44
Last Modified: 30 Mar 2021 07:30
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/12927

Actions (login required)

View Item View Item