Ajaran Kepemimpinan Jawa (Kajian atas Serat Nitisruti dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam)

fahmi, Izzuddin Rijal (2020) Ajaran Kepemimpinan Jawa (Kajian atas Serat Nitisruti dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam). Masters thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
TESIS_Ajaran Kepemimpinan Jawa.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Salah satu hasil dari budaya adalah karya sastra. Sebagai warisan kebudayaan, sastra lama juga dapat mengungkapkan informasi tentang hasil budaya pada masa lampau melalui teks klasik yang dapat dibaca dalam peninggalan-peninggalan yang berupa tulisan atau naskah. Di Jawa, naskah yang masih berupa teks tulisan tangan atau yang sudah dalam bentuk salinan disebut sebagai serat. Isi dari naskah Jawa (serat) itu sebagian besar memuat ajaran (piwulang), sehingga disebut naskah didaktik (didactic literature). Ajaran-ajaran yang dimuat dalam naskah Jawa terentang mulai dari esoterisme mistik Islam (tasawuf) hingga etika-moralitas kepemimpinan. Salah satu naskah Jawa yang memuat ajaran kepemimpinan adalah Serat Nitisruti.
Berdasarkan analisis terhadap Serat Nitisruti, maka disimpulkan bahwa: pertama, Serat Nitisruti (niti: kepemimpinan, sikap/perilaku baik; sruti: ilmu, pernyataan), ditulis oleh Pangeran Karanggayam atau Tumenggung Sujanapura, seorang pujangga (penulis sastra) Kerajaan Pajang, sekaligus moyang dari R.Ng. Ronggawarsita, pujangga Keraton Surakarta Hadiningrat. Kerajaan Pajang merupakan penerus Kerajaan Demak sekaligus pewaris Majapahit yang berkuasa tidak lama–sekitar setengah abad–pada abad XVI. Serat Nitisruti ditulis pada tahun 1591 dengan sengkalan (kronogram): “bahni maha astra candra” (1513 Saka atau 1591 Masehi). Naskah salinan Serat Nitisruti tersebar/tersimpan di beberapa tempat, baik di perpustakaan keraton, museum dalam negeri, dan perpustakaan universitas/perguruan tinggi di luar negeri. Sementara dalam penelitian ini, digunakan salinan naskah cetak yang disimpan di Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, dengan nomor Bb.1.82, dengan ukuran kertas 14x21 cm dengan tebal 41 halaman. Teks Serat Nitisruti menggunakan bahasa dan aksara Jawa dalam bentuk puisi Jawa (tembang Macapat), yang terdiri beberapa jenis syair/metrum (pupuh): Dhandhanggula, Asmaradana, Mijil, Durma, Pucung, Kinanthi, dan Megatruh.
Kedua, ajaran kepemimpinan Jawa dalam Serat Nitisruti meliputi: (1) kedudukan yang-dipimpin (kawula), menuntut kepatuhan mutlak dari seorang bawahan/yang-dipimpin kepada atasan/pemimpin; (2) kedudukan pemimpin (gusti), seorang yang menempatkan dirinya sebagai wakil Tuhan–dengan berbagai atribut/sifat kepemimpinan yang “dipinjam” dari sifat ilahiah–sehingga mematuhi pemimpin berarti mematuhi Tuhan; (3) relasi pemimpin (gusti) dan yang-dipimpin (kawula), sebuah ikatan hubungan kekeluargaan (patron-client) melalui sarana “perintah halus” atau “pasemon” untuk mencapai kesamaan/kesatuan maksud, kehendak, atau tujuan, antara pemimpin dan yang-dipimpin (manunggaling kawula gusti). Relevansi ajaran kepemimpinan Jawa dalam Serat Nitisruti dengan pendidikan Islam adalah. Pertama, kesamaan konsep kedudukan pemimpin Jawa (gusti) sebagai wakil Tuhan dengan kedudukan manusia sebagai subjek pendidikan, “wakil Allah” (khalīfah). Kedua, kesesuaian konsep tujuan penciptaan (sangkan paraning dumadi) dengan tujuan penciptaan manusia (tujuan pendidikan Islam), sebagai “hamba Allah” (‘abd) atau “pihak yang-dipimpin” (kawula). Pada akhirnya, sifat-sifat pemimpin yang terdapat pada Serat Nitisruti dapat dikategorikan sebagai model kepemimpinan etis.

Item Type: Thesis (Masters)
Thesis Supervisor: Aksin Wijaya
Subjects: 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 07 Dec 2020 03:29
Last Modified: 07 Dec 2020 03:29
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/12038

Actions (login required)

View Item View Item