Studi Perbandingan Pendapat Imam Shafi'i Dan Imam Abu Hanifah Tentang Tingkat Kekuasaan Wali Nikah

Firmansyah, Moh Arga (2019) Studi Perbandingan Pendapat Imam Shafi'i Dan Imam Abu Hanifah Tentang Tingkat Kekuasaan Wali Nikah. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI MOH ARGA FIRMNSYAH_210113053.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK

Moh Arga Firmansyah NIM: 210113053, studii Perbandingan Pendapat Imam Shafi’i Dan Imam Abu Hanifah Tentang Tingkat Kekuasaan Wali Nikah. Skripsi. Jurusan Hukum Keluarga IslamFakultas syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.PembimbingDr. Miftahul Huda M.Ag.
Kata Kunci: wali nikah, kekuasaan wali, Imam Shafi’i, Imam Abu Hanifah
Sebagai salah satu rukun, di dalam pernikahan harus adanya seorang wali, sebab wali menduduki peringkat yang paling penting dalam pernikahan. Seperti dalam perakteknya suatu pernikahan yang mengucapkan ijab adalah dari pihak mempelai wanita dan yang mengucapkanikrarqabul ialah dari pihak mempelai pria. kekuasaan atau wewenang yang di miliki wali nikah secara shar’i yang dilimpahkan kepada orang yang mempunyai hak atas diri seseorang yang di kuasainya demi kemaslahatan. Dari beberapa permasalahan di Islam, terdapat perbedaan pendapat antara Imam Shafi’i dan Imam Abu Hanifah seperti halnya kekuasaan wali nikah. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pendapat Imam Shafi’i dan Imam Abu Hanifah, maka dilakukan penelitian yang berjudulkan (Studi Perbandingan PendapatImam Shafi’i Dan Imam abu Hanifah Tentang Tingkat Kekuasaan Wali Nikah).
Rumusan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana hak dan kewenangan wali nikah menurut Imam Shafi’i dan Imam Abu Hanifah. Bagaimana perbandingan tingkat kekuasaan wali nikah menurut Imam Shafi’i dan Imam Abu Hanifah.
Jenispenelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian kepustakaan (library research).Sedangkan untuk sumber data primer menggunakan al-Shafi’i, al-Umm. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori perwalian
Dari penelitian ini, penulis mendapatkan hasil bahwa hak dan kewenangan wali nikah terletak pada ayah keatas, dan seorang wali nikah boleh memaksa menikah seorang perempuan baik kecil atau dewasa menurut ImamShafi’i. Adapun Imam Abu Hanifah semua wali punya hak dan kewenangan membatalkan perkawinan apabila tidak sekufu.Imam Shafi’i dan Imam Abu Hanifah berbeda pendapat dalam kekuasaan wali nikah terhadap seseorang yang dikuasainya yaitu terletak pada kecil dan besarnya anak tersebut. Adapun Istimbat} hukum Imam Abu Hanifah yaitu al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, Qiyas, dan Istikhsan. Namun untuk Imam Shafi’i ialah al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Thesis Supervisor: Miftahul Huda
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Miss Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 12 Jun 2020 02:26
Last Modified: 12 Jun 2020 02:26
URI: http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/10234

Actions (login required)

View Item View Item